Kamis, 29 September 2011

KLASIFIKASI MEKANISME KATUP

  1. Klasifikasi mekanisme katup menurut susunan katupnya.
     L -head, T-head, I-head, V type I-head
Gb. 3.2  Susunan katup

2. Klasifikasi mekanisme katup menurut letak dan jumlah poros

a.  SV (Side Valve ) Type
Lokasi poros nok  dan katup disamping silinder, konstruksi lebih sederhana, ruang bakar disisi silinder sehingga kurang efektif, hanya cocok untuk mesin putaran rendah seperti penggerak kompresor.

Prinsip kerja:
Saat engkol berputar 2 kali, poros akan berputar 1 kali, gerak putar poros nok akan menekan katup terbuka. Saat nok tidak menekan lagi, akibat pegas katup maka katup tertutup kembali.


Gb. 3.3  Mekanisme katup SV type
b. OHV (Over Head Valve) Type
Letak poros nok disamping silinder, sedangkan lokasi katup di kepala silinder, untuk memindah gerakan membuka katup diperlukan lifter, push rod dan roker arm. Tipe ini memungkinkan disain ruang bakar lebih baik. Digunakan pada tipe mesin V, horizontal dan opposed piston.



Gb. 3.4  Mekanisme katup OHV type


Prinsip kerja:
Melalui roda gigi timing gerak putar engkol akan memutar poros nok (cam shaft), karena perbandingan gigi engkol dengan poros nok 1 : 2 maka saat poros engkol berputar 2 kali maka poros nok berputar sekali.  Urutan gerak komponen sehingga katup terbuka adalah poros nok -  lifter -  push rod  - roker arm – katup. Urutan gerak menutup adalah katup – roker arm- push rod – lifter – poros nok. Membukanya katup akibat gerak nok menekan, sedangkan gerak menutup akibat gaya pegas saat nok tidak menekan lagi.

c. SOHC (Single Over Head Camshaft) Type
Jumlah poros nok sebuah (single), diletakkan poros nok (camshaft)  di kepala silinder. Letak katup di kepala silinder, katup ditekan roker arm, roker arm langsung ditekan oleh poros nok, jadi pada tipe ini lifter dan push rod sudah tidak diperlukan, sehingga komponen mekanisme katup lebih sedikit dan keterlambatan penutupan katup sat putaran tinggi dapat dikurangi.



Gb. 3.5  Mekanisme katup SOHC type

d. DOHC (Double Over Head Camshaft)
Jumlah poros nok (camshaft) ada dua buah (Double) yang diletakkan di kepala silinder. Katup diletakkan di kepala silinder, pada tipe ini terdapat beberapa model, ada yang poros nok langsung  menekan katup (direct push type), ada pula yang menekan swing arm dan swing arm yang menekan katup (swing arm type).

Gb. 3.6  Mekanisme katup DOHC type
Tipe DOHC mempunyai keunggulan dalam penempatan katup masuk maupun katup buang,  disain ruang bakar lebih baik, total luasan saluran masuk dan buang dapat ditingkatkan. Dengan keunggulan tersebut tipe ini banyak digunakan untuk mesin dengan jumlah katup lebih dari satu (multi valve).

e.  MV (Multi Valve)
Merupakan mekanisme katup dengan jumlah katup tiap silinder lebih dari satu pasang atau lebih dari dua buah. Tujuan multi valve adalah meningkatkan efisiensi volumetrik dan performa mesin dengan cara  memperbesar saluran pemasukan dan pembuangan. Memperbesar saluran masuk maupun saluran buang dapat dilakukan:

1). Memperbesar katup masuk dan katup buang.
Luasan ruang bakar terbatas bila ukuran diperbesar maka jarak antar lubang menjadi kecil, sehingga saat motor bekerja akibat temperatur pembakaran yang tinggi maka  tepi antar lubang  masuk dan lubang buang yang kecil akan cepat  memuai dan dudukan katup juga memuai sehingga dudukan katup cepat  rusak.
2). Membuat lubang masuk dan keluar lebih dari satu
Memperbanyak lubang memungkinkan luasan total lubang masuk dan keluar dapat ditingkatkan dan jarak antar lubang dapat dipertahankan  tetap besar, sehingga rusaknya dudukan katup akibat pemuaian dapat dihindari.


Gb. 3.7 Susunan katup Multi valve type

Metoda ini paling banyak digunakan, sehingga  pada saat ini banyak dikembangkan jumlah katup lebih dari dua katup tiap silinder (multi valve), terutama untuk sepeda motor dengan jumlah silinder lebih dari satu. 

Misalnya sepada motor Honda CBR900RR mempunyai 16 katup padahal jumlah silinder ada 4 buah, sehingga tiap selinder mempunyai 4 katup, yaitu 2 katup hisap dan 2 katup buang.

Keuntungan lain menggunakan multi valve adalah disain ruang bakar lebih baik, penempatan busi dapat ditengah ruang bakar, sehingga torbulensi aliran, perambatan proses pembakaran dan tekanan hasil pembakaran lebih merata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar